LIVE
3,605 sedang menonton

Viral Batik Air Mendarat Miring di Bandara Soetta

Pesawat Batik Air Miring Saat Mendarat, Apa Penyebabnya? (DaunNews)
Pesawat Batik Air Miring Saat Mendarat, Apa Penyebabnya? (DaunNews)

Viral! Pesawat Batik Air Mendarat Miring di Bandara Soetta, Ini Penjelasan Resmi Maskapai

Daun News – 29 Juni 2025

Jagat media sosial dihebohkan oleh sebuah video dramatis pendaratan pesawat Batik Air yang mendarat miring di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Dalam video yang beredar luas, tampak pesawat seakan nyaris tergelincir di landasan pacu. Kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang menambah ketegangan visual dari insiden tersebut.

Namun, berkat keahlian pilot dan sistem keamanan penerbangan yang ketat, pesawat berhasil mendarat dengan selamat, dan tidak ada kerusakan ataupun korban dalam insiden ini.

Peristiwa ini langsung mengundang reaksi publik. Banyak yang mempertanyakan faktor cuaca dan manuver pendaratan, sementara lainnya mengapresiasi profesionalisme pilot dan kru teknis di lapangan.


Kronologi Pendaratan Miring Batik Air di Bandara Soetta

Video yang viral di berbagai platform seperti X (Twitter), Instagram, dan TikTok menunjukkan detik-detik sebuah pesawat Batik Air mendarat dengan sudut kemiringan yang cukup signifikan.

Tampak jelas bahwa roda belakang sebelah kiri terangkat, sementara roda belakang kanan hampir menyentuh landasan secara tidak sejajar. Penonton video pun dibuat deg-degan karena posisi pesawat terlihat seperti hampir tergelincir.

Namun dalam beberapa detik kemudian, seluruh roda pesawat menapak dengan sempurna di landasan pacu. Pilot dengan tenang menguasai kemudi dan menghentikan pesawat tanpa gangguan.

Cuaca saat itu hujan deras disertai angin kencang, yang disebut-sebut sebagai penyebab utama manuver mendarat yang tak biasa tersebut.


Pernyataan Resmi dari Batik Air

Menanggapi video dan viralnya kejadian tersebut, pihak Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, memberikan penjelasan resmi kepada publik.

Menurut Danang, pesawat mengalami crosswind atau angin dari samping saat hendak mendarat, yang menjadi tantangan utama dalam proses pendaratan.

“Arah angin tidak berubah, namun kecepatannya bertambah. Perlu kami sampaikan bahwa secara limitasi (batas maksimal) kecepatan angin, tidak ada yang dilanggar, sehingga pesawat tetap dalam kondisi aman untuk mendarat,” jelas Danang dalam keterangannya yang dikutip pada Minggu (29/6/2025).

Dengan demikian, meskipun pendaratan tampak tidak biasa, pesawat tetap dalam kondisi aman secara teknis dan operasional.


Pemeriksaan Langsung oleh Tim Teknis

Setelah pesawat berhasil mendarat dengan aman, tim teknisi dari Lion Air Group langsung melakukan pemeriksaan komprehensif terhadap kondisi pesawat yang memiliki registrasi PK-LDJ.

Hasilnya? Tidak ditemukan kerusakan fisik atau teknis apapun pada pesawat tersebut. Tim teknisi menyatakan bahwa seluruh sistem dalam kondisi prima, dan pesawat aman untuk kembali melanjutkan penerbangan berikutnya.

“Kami menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan prioritas utama dalam setiap operasional,” tambah Danang.


Standar Keselamatan Tetap Jadi Prioritas

Lebih lanjut, Danang menegaskan bahwa Lion Air Group, termasuk Batik Air, menerapkan standar keselamatan yang ketat dan selalu patuh pada regulasi penerbangan nasional maupun internasional.

Setiap pesawat selalu melalui proses pengecekan berkala, baik pra-penerbangan (pre-flight inspection) maupun pasca-pendaratan (post-flight inspection) oleh teknisi bersertifikat. Selain itu, pilot dan awak kabin rutin mengikuti pelatihan khusus, termasuk simulasi pendaratan dalam cuaca buruk.

“Kami terus berkomitmen menjalankan prosedur sesuai standar keselamatan penerbangan yang berlaku,” tegas Danang.


Apa Itu Crosswind Landing?

Untuk memahami lebih lanjut kejadian ini, penting untuk mengenal istilah “crosswind landing”. Ini merupakan teknik pendaratan yang dilakukan ketika arah angin tidak datang dari depan pesawat, melainkan dari samping.

Teknik ini tergolong manuver tingkat lanjut dalam dunia penerbangan karena membutuhkan perhitungan sangat presisi agar pesawat tetap seimbang saat menyentuh landasan.

Risiko Crosswind Landing:

  • Kemiringan pesawat saat mendarat

  • Kemungkinan tergelincir

  • Ketidaknyamanan penumpang

  • Potensi kerusakan jika salah perhitungan

Namun, semua maskapai komersial telah melatih pilot mereka untuk menghadapi situasi ini, dan hanya mengizinkan pendaratan jika kecepatan angin masih dalam batas aman.


Publik Beri Apresiasi kepada Pilot dan Awak

Di tengah ramainya komentar di media sosial, tidak sedikit warganet yang memberikan apresiasi tinggi kepada pilot Batik Air yang mampu mengendalikan situasi berisiko dengan tenang.

“Salut buat pilot Batik Air. Cuaca parah tapi mendarat dengan selamat. Profesional!” tulis salah satu pengguna X.

Ada pula yang mengusulkan agar pilot tersebut diberi penghargaan, karena berhasil menghindarkan insiden yang berpotensi membahayakan ratusan nyawa.


Standar Internasional: Batik Air Penuhi Sertifikasi ICAO dan IATA

Batik Air merupakan maskapai yang telah mengantongi sejumlah sertifikasi penerbangan internasional, di antaranya dari:

  • ICAO (International Civil Aviation Organization)

  • IATA (International Air Transport Association)

Hal ini menandakan bahwa prosedur operasional, pelatihan, dan keselamatan Batik Air telah memenuhi standar global. Insiden ini, meski menegangkan, sebenarnya menunjukkan bahwa protokol darurat dan manuver kompleks dapat dilakukan secara efektif.


Bandara Soetta: Bandara Tersibuk yang Teruji Cuaca Ekstrem

Sebagai salah satu bandara tersibuk di Asia Tenggara, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) sudah sering menghadapi tantangan cuaca, terutama saat musim hujan dan badai tropis.

Landasan pacu telah dilengkapi dengan sistem Instrument Landing System (ILS) dan navigasi canggih untuk membantu pilot mendarat dalam kondisi visibilitas rendah.

Namun demikian, faktor alam tetap tak bisa dihindari, dan keberhasilan pendaratan Batik Air membuktikan bahwa sistem dan personel bandara dalam kondisi siap menghadapi kondisi darurat.


Apa yang Bisa Dipelajari dari Kejadian Ini?

  1. Pilot Terlatih Menjadi Kunci Keselamatan

    • Tanpa pilot berpengalaman, insiden seperti ini bisa berujung fatal.

  2. Cuaca Ekstrem Perlu Teknologi Prediksi Lebih Baik

    • Radar cuaca dan sistem prakiraan perlu ditingkatkan.

  3. Transparansi Maskapai Membangun Kepercayaan

    • Pernyataan terbuka dari Batik Air menghindari spekulasi liar.

  4. Regulasi dan Audit Berkala Harus Terus Dilakukan

    • Untuk menjamin keselamatan jangka panjang.


Kesimpulan

Peristiwa pendaratan miring pesawat Batik Air di Bandara Soekarno-Hatta memang menegangkan, namun bukanlah bentuk kelalaian atau pelanggaran standar penerbangan. Sebaliknya, insiden ini menunjukkan betapa tingginya standar dan kesiapan teknis maskapai dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem.

Dengan kecepatan informasi yang viral di media sosial, transparansi dari maskapai seperti Batik Air juga patut diapresiasi. Keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama, dan insiden ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan edukasi publik tentang realitas operasional dunia penerbangan.


Daun News
Berita Nasional dan Transportasi Udara Terkini


Ditulis oleh Tim Redaksi
© 2025 DaunNews - Menyajikan Fakta, Bukan Sekadar Berita

Posting Komentar

0 Komentar